Selamat dat ang di MI Al-Irsyad Madiun

Pujian Sebagai Stimulus Pembelajaran

Selama ini, guru meyakini bahwa penghargaan dan pujian akan mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan memberikan efek positif lainnya. Misalnya, mampu meningkatkan prestasi balajar. Padahal, itu tidak selamanya benar. Pemberian penghargaan dan pujian dalam waktu pendek dan tidak terus-menerus memang mampu memotivasi siswa. Namun itu tidak jangka panjang dan terus menerus.
Penghargaan dan pujian ternyata tidak selalu berakibat positif kepada siswa. Banyak akibat tidak baik yang bisa ditumbulkan dari pemberian penghargaan dan pujian yang tidak tepat. Antara lain, menurunkan tingkat ketertarikan. Penghargaan atau pujian lazimnya diberikan kepada siswa yang telah mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik atau sangat baik.
Namun semakin banyak guru menggunakan penghargaan dan pujian, guru semakin membutuhkannya dan semakin sulit baginya untuk berhenti. Ini disebabkan  siswa melakukan tindakan tertentu bukan karena mereka ingin melakukannya, tapi lebih kepada keinginan untuk mendapatkanpenghargaan atau pujian. Siswa akan lebih fokus kepada bagaimana reaksi yang diberikan guru daripada tugas atau latihan yang diberikan guru. Jika guru memberikan pujian untuk kegiatan baik atau sangat baik, biasanya siswa kehilangan rasa ketertarikan untuk mata pelajaran tersebut.
Penghargaan dan pujian juga dapat menurunkan keaktifan siswa dalam belajar. Jika siswa mendapatkan penghargaan dan pujian, tanpa disadari oleh guru, siswa tersebut telah kehilangan fokus pembelajaran mereka. Mereka hanya melakukan sesuatu yang terkait dengan penghargaan dan pujian tersebut. Mereka cenderung tidak ingin mengambil kesempatan lain yang tidak ada hubungannya dengan penghargaan dan pujian tersebut.
Mereka tidak mau mengambil resiko-resiko pembelajaran yang memungkinkan gagal mendapatkan penghargaan dan pujian. Bahkan, sudut pandang mereka semakin sempit dan pada akhirnya tidak mampu memfokuskan diri kepada kompetensi yang seang dipelajari. Akhirnya, mereka tidak mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pengharaan dan pujian pun memungkinkan kelas terbagi menjadi dua kelompok besar. kelompok pertama adalah siswa yang senantiasa mendapatkan penghargaan dan pujian dan kelompok kedua adalah siswa yang tidak mendapatkan penghargaan dan pujian dari guru. Jika siswa pada kelompok kedua dapat bersikap positif dengan berusaha mengejar ketertinggalah mereka, dipastikan pembelajaran bisa berhasil.
Sebaliknya, jika kelompok kedua bersikap negatif, semua itu justru membuat  kelompok kedua semakin terpuruk. Dengan kata lain, kelompok pertama semakin cepat meraih keberhasilan, sedangkan kelompok kedua akan jauh tertinggal. Bagaimana seharusnya guru menenmpatkan penghargaan dan pujian sebagai stimulus yang memicu keberhasilan pembelajaran ?
Guru dianjurkan untuk memperbaiki sistem penilaian. Siswa harus dibiasakan mendapatkan nilai baik jika belajar dengan baik dan sebaliknya akan kehilangan nilai jika tidak bekerja dengan baik. Sistem penilaian yang baik membuat siswa merasa dihargai dan dipuji. Memberikan penghargaan dan pujian sebaiknya mengarah langsung kepada pekerjaan yang dilakukan siswa, bukan kepada individu.
Lalu, guru harus melibatkan diri dalam tugas yang dikerjakan siswa dengan membuka dialog tentang aktivitas atau tugas tersebut dan membahas kesulitan mereka. Kemudian, menirukan kalimat mereka yang dianggap benar dan menuliskan pekerjaan mereka yang dianggap benar di papan. Dengan begitu, tergalilah potensi mereka secara utuh, yang sebenarnya merupakan penghargaan dan pujian tertinggi bagi siswa.
 

Tidak ada komentar:

Selamat dat ang di Lembaga Pendidikan MI Al-Irsyad Madiun